BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Implikasinya dalam pendidikan, Siapa saya? Mungkin ini
menjadi salah satu pertanyaan penting yang harus dijawab sesorang jika ingin
maju dan berkembang. Konsep diri merupakan cuatu cara untuk menjawab pertanyaan
ini. Kini, di saat pendidikan menjadi tulang punggung untuk menciptakan
individu yang berkualitas, pembentukan konsep diri positif pada anak didik
adalah suatu hal yang tak dapat ditinggalkan, yang harus dilakukan secara
kontinyu dan menyeluruh pada setiap tahapan perkembangan anak didik. Di luar
rumah, aktivitas kelas dan lingkungan sekolah memberikan warna terhadap
pembentukan imdividu anak didik, yang dalam prosesnya peran guru adalah sangat
vital. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh ada atau tidaknya kesadaran,
kemauan dan kreativitas guru untuk mengintegrasikan pembentukan konsep diri
yang positif ke dalam kegiatan pembelajaran.
Di luar mesosistem
masih ada exosystems, yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang terdekat anak
tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi langsung dalam situasi tersebut.
Lingkungan pekerjaan orang tua dan rapat-rapat di sekolah adalah contoh
exosystems. Sedangkan sistem dengan tingkat paling tinggi adalah macrosystems
yaitu ideologi, budaya, yang melingkupi mesosistem dan exosistem.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
permasalahan yang dialami remaja?
2.
Bagaimana
pembahasan tentang masalah yang dialami remaja itu?
3.
Bagaimana
pemecahan masalah yang dialami oleh remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
KEKHASAN PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
REMAJA
A.
Permasalahan
Selalu merasa tidak setara dengan dengan orang lain/ merasa
lebih tinggi dari orang lain. Ia selalu merendahkan orang lain, sombong, selalu mencela atau meremehkan orang lain, tidak
pernah menghargai orang lain. kalau seorang remaja itu mempunyai konsep diri
seperti itu maka seorang remaja itu akan sulit dalam hubungan pertemanan dengan
teman sebayanya. Teman sebayanya tidak mau berteman dengannya karena dia selalu
meremehkan temannya itu dan dia menganggap bahwa dia yang paling sempurna dan
paling benar.
Perkembangan konsep diri remaja dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti: citra fisik, bahasa, umpan balik dari lingkungan, identifikasi
dengan model dan peran jenis yang tepat dan pola asuh orang tua. Pada
permasalahan yang diangkat diatas factor yang mempengaruhi perkembangan konsep
diri remaja yaitu citra diri yang mana citra diri yaitu merupakan evaluasi diri
secara fisik. Kalau secara fisik remaja itu menyadari kalau dirinya itu cantik
dan sempurna maka dia akan sombong dengan kesempurnaan yang dimilikinya. Kalau
seandainya dia sombong secara otomatis dia akan dijauhi oleh teman sebayanya
karena dia akan sering meremehkan orang lain karena kesempurnaan yang
dimilikinya itu. Remaja tersebut seperti itu juga mungkin karena materi yang
sangat cukup bahkan berlebih. Selain itu anak itu seperti itu juga bias
disebabkan karena orang tua yang selalu memanjakannya dan memperlakukan remaja
itu selalu benar walaupun apa yang dilakukannya salah. Orang tua selalu
membiarkan atau mengabulkan apa yang diinginkan oleh anaknya. Jadi anaknya
berfikir seolah-olah dia adalah ratu.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian
Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai
keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi yang
lebih rinci lagi adalah sebagai berikut:
a.
Konsep
diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciri-ciri sifat )
yang dimiliki (Brehm dan Kssin, 1993).
b.
Atau juga diartikan sebagai pengetauan
dan keyakinan yang dimiliki individu tentang Karakteristik dan ciri-ciri
pribadinya (Worchel, 2000).
c.
Definisi
lain menyebutkan bahwa Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran
seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini meliputi kemampuan, karakter diri,
sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri.
d.
Konsep
diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya
sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik (Brooks).
sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik (Brooks).
Menurut para
ahli :
1. Seifert dan Hoffnung (1994),
misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri
atau ide tentang konsep diri.“.
2. Santrock (1996) menggunakan istilah
konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
3. Atwater (1987) menyebutkan bahwa
konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang
tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan
dengan dirinya.
4. Menurut Burns (1982), konsep diri
adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan
Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang
dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya,
termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari
individu tersebut.
5. Cawagas (1983) menjelaskan bahwa
konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau
kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6. Stuart dan
Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
7. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan
pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
v
Jenis- Jenis Konsep Diri
a)
Menurut
William D.Brooks bahwa dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif
dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai
konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negative.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
1)
Yakin
akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak
lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2)
Merasa
setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau
meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
3)
Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan
rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan
dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4)
Mampu
memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya
sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya
menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Tanda-Tanda
individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
1)
Peka
terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah
marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi
dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan
dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering
dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi
orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang
terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang
keliru.
2)
Cenderung
bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan
siapapun.
3)
Cenderung
merasa tidak disenangi oleh orang lain.
4)
Bersikap
psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya
melawan persaingan yang merugikan dirinya.
2.
Perkembangan Konsep Diri
Rini (2004:1) konsep diri terbentuk
melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia sejak kecil
hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon
orang tua dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai
siapa dirinya. Perkembangan konsep diri adalah
proses sepanjang hidup.
a.
Konsep Diri Remaja Yamg Sehat
Tanda-tanda remaja yang memiliki
konsep diri yang positif adalah:
1.
Yakin
akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak
lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2.
Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu
merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu
menghargai orang lain.
3.
Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan
rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan
dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4.
Menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku
yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan
orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
di setujui oleh masyarakat.
5.
Mampu
memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri
sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih
baik agar diterima di lingkungannya.
b.
Konsep Diri Dan Prestasi Sekolah
Konsep diri merupakan seperangkat
instrument pengendali mental dan karenanya mempengaruhi kemampuan berpikir
seseorang. Gunawan (2005) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep
diri positif akan menjadi invidu yang mampu memandang dirinya secara positif,
berani mencoba dan mengambil resiko, selalu optimis, percaya diri, dan antusias
menetapkan arah dan tujuan hidup. Terkait dengan pencapaian akademik,
hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Shupe dan Yager (2005) dan Yeung dan
Marsh dalam O’Mara dkk (2006) menunjukkan bahwa konsep diri dan pencapaian
akademik siswa adalah dua hal yang saling memperngaruhi. Hasil-hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa dalam berbagai tingkatan mulai dari sekolah dasar
sampai dengan perguran tinggi, seseorang dengan konsep diri yang positif
cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih baik.
Bagaimakah sebenarnya konsep diri
dapat mempengaruhi pencapaian akademik seseorang? Atau sebaliknya, bagaimanakan
pencapaian akademik mempengaruhi konsep diri seseorang? Tripp Jr (2003), Shupe
dan Yager (2005) mengemukakan bahwa seseorang dengan konsep diri positif akan
mempunyai kemampuan interpersonal dan intrapersonal yang baik pula, yang
memungkinkan untuk melakukan evaluasi secara obyektif terhadap dirinya sendiri.
v Langkah-Langkah Mempertahankan Konsep Diri
1.
Bersikap
obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan
sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri
dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu
berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala
sesuatu sekaligus.
“You
can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do
the best you could in every way....”
2.
Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ??
3.
Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan
yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara
berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara
harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul
kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif
konsep dirinya.
4.
Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our
thoughts. With our thoughts, we make the world” (The Buddha).
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi,
kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun
konsep diri adalah
1) Belajar
menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri
2)
Kembangkan pikiran positive thinking
3)
Hubungan interpersonal harus dibina
dengan baik
4)
Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju
yang positive
5)
Menjaga keseimbangan hidup
3.
Manfaat Ideal
Diri Dan Citra Diri
a.
Rasa
Percaya Diri
Bila anda mengetahui potensi diri
anda, maka anda akan lebih percaya diri, dan inilah kunci utama keberhasilan
seseorang.
b.
Semangat dan Gairah Hidup
Kalau anda mengetahui potensi diri
anda, anda akan hidup lebih bersemangat dan penuh gairah.
c.
Keberanian
Ketika rasa percaya diri itu tumbuh,
anda akan berani merealisasikan apa yang telah menjadi tujuan dan sasaran hidup
anda. Anda akan berani mengambil resiko.
d.
Kebebasan
Ketika anda telah menemukan potensi diri serta merasa
percaya diri, anda akan merasa hidup lebih bebas, bebas dari ketakutan dan
keraguan.
e.
Harga Diri ( Self-Esteem )
Bila anda menerima keberadaan diri anda, menerima kelebihan
maupun kekurangan diri anda, anda akan mencintai diri anda. Rasa cinta pada
diri sendiri inilah yang menjadi landasan untuk menjadi diri sendiri. Dan
ketika anda mampu menjadi diri sendiri, maka self-esteem anda akan meningkat.
f.
Kedamaian
dan Kebahagiaan
Dengan menemukan siapa diri anda – menemukan citra-citra
yang memadai, realistik dan positif – pintu kebebasan terbuka untuk anda,
dimana anda akan bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Anda bisa bahagia
dengan keberadaan diri anda sendiri.
g.
Keberhasilan
dalan hidup
Kunci keberhasilan dalam hidup adalah percaya pada diri
sendiri, untuk mempercayai diri sendiri, kita perlu menggali dari dalam diri
untuk menemukan potensi diri yang tersembunyi.
Dengan
membangun citra diri yang memadai, realistik dan positif, sesungguhnya anda
membangun jalan keberhasilan diri anda sendiri.
4.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burns (1993)
menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri, yaitu :
1. citra fisik,
merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik.
2. bahasa,
yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi.
3. umpan balik
dari lingkungan.
4. identifikasi dengan model dan peran
jenis yang tepat.
5. pola asuh orang tua.
Hurlock
(1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
konsep diri di antaranya adalah ;
1. Fisik.
2. pakaiannama
dan nama panggilan.
3. Intelegensi.
4. tingkat
aspirasi.
5. Emosi.
6. budaya.
7. sekolah dan
perguruan tinggi.
8. status
sosial ekonomi, dan keluarga.
Menurut
Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain
ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam
lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya.
Garbarino
(1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam proses perkembangan manusia
bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam perspektif ini individu
berintraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut mebuat kedua elemen saling
memperngaruhi satu sama lain dan membentuk sistem dalam beberapa tingkatan,
yang terdiri dari microsystems, mesosystems, exosystems, dan macrosystems.
Mycrosystems
adalah realita psikologis dari kehidupan nyata yang dialami oleh individu sehari-harinya.
Mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat individu berada, lingkungan
sosial di sekitar individu, dan interaksi antara kedua lingkungan di mana
individu ikut berpartisipasi. Pada anak-anak ukuran mycrosystem relatif kecil
karena hanya terdiri dari tempat tinggalnya, dengan siapa orang-orang-orang
yang tinggal bersamanya, dan juga bagaimana mereka berinteraksi.
Seiring dengan pertambahan usia anak maka ukuran mycrosystem akan semakin besar dan individu mulai mengenal mesosystems-nya. Mesosystems adalah hubungan antara mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan mengalami kenyataan hidup. Semakin kuat dan lengkap jaringan di antara setting realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan individu.
Seiring dengan pertambahan usia anak maka ukuran mycrosystem akan semakin besar dan individu mulai mengenal mesosystems-nya. Mesosystems adalah hubungan antara mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan mengalami kenyataan hidup. Semakin kuat dan lengkap jaringan di antara setting realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan individu.
Di luar
mesosistem masih ada exosystems, yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang
terdekat anak tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi langsung dalam situasi
tersebut. Lingkungan pekerjaan orang tua dan rapat-rapat di sekolah adalah
contoh exosystems. Sedangkan sistem dengan tingkat paling tinggi adalah
macrosystems yaitu ideologi, budaya, yang melingkupi mesosistem dan exosistem.
Dari uraian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri di atas, dapat disimpulkan
bahwa semua faktor tersebut tercakup dalam tiga perkembangan khas pada remaja,
yaitu fisik, psikis, dan sosial. Ketiga perkembangan itu saling berkait dalam
pembentukan konsep diri.
Menurut Stuart
dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep
diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other
(orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri
sendiri).
a. Teori
perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang
secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan
orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah
dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui
bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan
hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang
nyata.
b. Significant
Other ( orang yang terpenting atau yang
terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan
cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap
diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang
lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting
sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
c. Self
Perception (
persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan
penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi
tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang
positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan
konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
terganggu.
5. Usaha Guru Dan Orang Tua Dalam Menunjang Perkembangan
Konsep Diri Remaja
1. lingkungan keluarga
Situasi social-emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang
tua yang suka menonjolkan aspek-aspek positif dari remaja dan meredam
kelemahan-kelemahan mereka, member kesempatan menyatakan diri baik dalam bentuk
ide maupun hasil karya atau keterampilan dan memberikan penghargaan. Lingkungan
keluarga seperti ini menjauhi sikap suka mencela, menghina apalagi menghukum
remaja mereka.
2. lingkungan sekolah
Situasi sekolah yang dimaksudkan ditunjukkan oleh ada guru yang menyikapi
siswa dengan:
1)
Memberi
penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang member
kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
2)
Memberikan
sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa
tersokong atau tersetujui.
3)
Selalu
berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan
mahasiswa.
4)
Menciptakan
situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang
sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
5)
Menghargai
usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan
hasil usaha mereka.
6)
Berusaha
mngembangkan bakat dan keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan
berarti.
7)
Suka
menyokong dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
8)
Tidak
suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan
menguasai berbagai konsep yang diajarkan.
9)
Hubungan
social guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
10) Lingkungan sekolah membuat program-program penampilan fisik
yang lebih menarik untuk remaja pria dan wanita.
11) Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam
diri setiap siswa dengan berbagai cara.
12) Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan
psikis siswa.
13) Lingkungan sekolah dapat melakukan terapi psikologis,
yaitu membicarakan secra rasional perasaan mereka tentang diri mereka dan
menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka sendiri.
C.
Pemecahan
Masalah
1.
Layanan
yang Diberikan
·
Layanan
dari Konselor
ü Layanan konseling perorangan
Yaitu
dengan membicarakan semua hal secara terbuka tentang masalah yang dialami
remaja, menganalisa penyebabnya dan menuntaskan masalah yang dialami oleh
remaja tersebut secara mendalam dan tuntas.
ü Layanan Informasi
Melalui
layanan ini kita bisa memberikan informasi-informasi bagaimana cara
mengembangakan konsep dirinya agar dia tidak mendapatkan masalah dalam
pengembangan konsep dirinya.
ü Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kita
sebagai konselor berusaha menempatkan bakat yang ada pada diri remaja dan
menyalurkan bakat yang dimiliki remaja tersebut.
ü Layanan Konsultasi
Kita
sebagai konselor mengkonsultasikan dengan pihak sekolah/guru mata pelajaran
terkait konsep diri remaja tersebut dan juga berkonsultasi dengan orang tua
remaja terkait bagaimana konsep diri remaja itu.
·
Pelayanan
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat
a.
Lingkungan
keluarga
Ø Menghargai aspek positif dari remaja
dan meredam kelemahan-kelemahan mereka.
Ø Member kesempatan menyatakan diri,
baik dalam bentuk ide maupun dalam bentuk hasil karyanya/keterampilan.
Ø Menjauhi sikap cela-mencela apalagi
menghukum remaja tersebut.
Ø Keluarga membentuk konsep diri
internal yang sehat/positif pada diri remaja.
Ø Keluarga mengontrol remaja dalam
bertingkah laku dalam menghadapi kehidupan.
b.
Lingkungan
Sekolah
Ø Memberikan penguatan kepada siswa
dan motivasi beserta sokongan.
Ø Selalu berfikir positif tentang
prestasi belajar siswa.
Ø Menghargai dan berusaha mengembangkan
bakat dan keterampilan siswa.
Ø Menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa merasa sukses dan dalam pengalaman belajar.
Ø Lingkungan sekolah yang menimbulkan
dan membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik bagi siswa.
c.
Lingkungan
Keluarga
Ø Berusaha menghargai remaja sesuai
dengan tingkah laku remaja tersebut.
Ø Menjauhi sikap-sikap mencela remaja
tersebut.
Ø Berfikir positif dalam menilai
penampilan fisik dan psikis siswa/remaja tersebut.
2.
Penilaian
Melihat masalah yang dialami remaja diatas kita bisa menilai
kalau perkembangan konsep diri remaja itu tidak berjalan dengan baik karena ia
tidak memahami bagaimana harusnya caranya bersikap kepada teman sebayanya agar
dia tidak dijauhi oleh teman-teman sebayanya.
3.
Tindak
Lanjut
Kalu kita sebagai seorang konselor sudah memberikan layanan
terkait masalah yang dialami remaja itu tapi remaja itu masih belum berubah
maka kita sebagai konselor sebaiknya melakukan tindak lanjut berupa kunjungan
rumah yang mana kita sebagai konselor berkonsultasi dengan orang tua remaja
agar remaja itu bias berubah. Kita menanyakan kepada orang tua remaja itu apa
yang menjadi masalah sehingga kepribadian remaja itu tidak berkembang dengan
baik. Jika masalahnya sudah terungkap kita bersama orang tua remaja itu untuk
memecahkan masalah yang dialami remaja itu dan menuntaskan masalah yang dialami
remaja itu agar dia tidak kesulitan lagi dalam bergaul dengan teman sebayanya
karena kesombongannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
mengembangkan konsep diri remaja kita sebagai konselor harus mempunyai beberapa
cara agar perkembangan konsep diri remaja itu berjalan dengan baik dan
sempurna. Selain itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat juga sangat membantu dalam pengembangan konsep diri remaja.
B. Saran
Jika
ingin konsep diri berkembang dengan baik maka kita harus memperhatikan hal-hal
dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri.
Kepustakaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar