Senin, 17 Desember 2012

PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Implikasinya dalam pendidikan, Siapa saya? Mungkin ini menjadi salah satu pertanyaan penting yang harus dijawab sesorang jika ingin maju dan berkembang. Konsep diri merupakan cuatu cara untuk menjawab pertanyaan ini. Kini, di saat pendidikan menjadi tulang punggung untuk menciptakan individu yang berkualitas, pembentukan konsep diri positif pada anak didik adalah suatu hal yang tak dapat ditinggalkan, yang harus dilakukan secara kontinyu dan menyeluruh pada setiap tahapan perkembangan anak didik. Di luar rumah, aktivitas kelas dan lingkungan sekolah memberikan warna terhadap pembentukan imdividu anak didik, yang dalam prosesnya peran guru adalah sangat vital. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh ada atau tidaknya kesadaran, kemauan dan kreativitas guru untuk mengintegrasikan pembentukan konsep diri yang positif ke dalam kegiatan pembelajaran.
Di luar mesosistem masih ada exosystems, yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang terdekat anak tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi langsung dalam situasi tersebut. Lingkungan pekerjaan orang tua dan rapat-rapat di sekolah adalah contoh exosystems. Sedangkan sistem dengan tingkat paling tinggi adalah macrosystems yaitu ideologi, budaya, yang melingkupi mesosistem dan exosistem.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa permasalahan yang dialami remaja?
2.      Bagaimana pembahasan tentang masalah yang dialami remaja itu?
3.      Bagaimana pemecahan masalah yang dialami oleh remaja?


BAB II
PEMBAHASAN
KEKHASAN PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA

A.    Permasalahan
Selalu merasa tidak setara dengan dengan orang lain/ merasa lebih tinggi dari orang lain. Ia selalu merendahkan orang lain,  sombong, selalu  mencela atau meremehkan orang lain, tidak pernah menghargai orang lain. kalau seorang remaja itu mempunyai konsep diri seperti itu maka seorang remaja itu akan sulit dalam hubungan pertemanan dengan teman sebayanya. Teman sebayanya tidak mau berteman dengannya karena dia selalu meremehkan temannya itu dan dia menganggap bahwa dia yang paling sempurna dan paling benar.
Perkembangan konsep diri remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: citra fisik, bahasa, umpan balik dari lingkungan, identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat dan pola asuh orang tua. Pada permasalahan yang diangkat diatas factor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri remaja yaitu citra diri yang mana citra diri yaitu merupakan evaluasi diri secara fisik. Kalau secara fisik remaja itu menyadari kalau dirinya itu cantik dan sempurna maka dia akan sombong dengan kesempurnaan yang dimilikinya. Kalau seandainya dia sombong secara otomatis dia akan dijauhi oleh teman sebayanya karena dia akan sering meremehkan orang lain karena kesempurnaan yang dimilikinya itu. Remaja tersebut seperti itu juga mungkin karena materi yang sangat cukup bahkan berlebih. Selain itu anak itu seperti itu juga bias disebabkan karena orang tua yang selalu memanjakannya dan memperlakukan remaja itu selalu benar walaupun apa yang dilakukannya salah. Orang tua selalu membiarkan atau mengabulkan apa yang diinginkan oleh anaknya. Jadi anaknya berfikir seolah-olah dia adalah ratu.


B.     Pembahasan

1.      Pengertian Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi yang lebih rinci lagi adalah sebagai berikut:
a.       Konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciri-ciri sifat ) yang dimiliki (Brehm dan Kssin, 1993).
b.      Atau juga diartikan sebagai pengetauan dan keyakinan yang dimiliki individu tentang Karakteristik dan ciri-ciri pribadinya (Worchel, 2000).
c.       Definisi lain menyebutkan bahwa Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri.
d.      Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya
sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik (Brooks).
Menurut para ahli :
1.      Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
2.      Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
3.      Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
4.      Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
5.      Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6.      Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
7.      Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.

v  Jenis- Jenis Konsep Diri
a)      Menurut William D.Brooks bahwa dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negative.

Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
1)      Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2)      Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
3)      Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4)      Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
1)      Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
2)      Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun.
3)      Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.
4)      Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.




2.      Perkembangan Konsep Diri
Rini (2004:1) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup.
a.       Konsep Diri Remaja Yamg Sehat
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1.      Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2.       Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
3.      Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4.      Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
5.      Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

b.      Konsep Diri Dan Prestasi Sekolah
Konsep diri merupakan seperangkat instrument pengendali mental dan karenanya mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Gunawan (2005) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan menjadi invidu yang mampu memandang dirinya secara positif, berani mencoba dan mengambil resiko, selalu optimis, percaya diri, dan antusias menetapkan arah dan tujuan hidup. Terkait dengan pencapaian akademik, hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Shupe dan Yager (2005) dan Yeung dan Marsh dalam O’Mara dkk (2006) menunjukkan bahwa konsep diri dan pencapaian akademik siswa adalah dua hal yang saling memperngaruhi. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam berbagai tingkatan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguran tinggi, seseorang dengan konsep diri yang positif cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih baik.
Bagaimakah sebenarnya konsep diri dapat mempengaruhi pencapaian akademik seseorang? Atau sebaliknya, bagaimanakan pencapaian akademik mempengaruhi konsep diri seseorang? Tripp Jr (2003), Shupe dan Yager (2005) mengemukakan bahwa seseorang dengan konsep diri positif akan mempunyai kemampuan interpersonal dan intrapersonal yang baik pula, yang memungkinkan untuk melakukan evaluasi secara obyektif terhadap dirinya sendiri.
v  Langkah-Langkah Mempertahankan Konsep Diri
1.      Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
“You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best you could in every way....”
2.      Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ??
3.      Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4.      Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world” (The Buddha).
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah
1)      Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri
2)      Kembangkan pikiran positive thinking
3)      Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik
4)      Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive
5)      Menjaga keseimbangan hidup

3.      Manfaat Ideal Diri Dan Citra Diri
a.       Rasa Percaya Diri
Bila anda mengetahui potensi diri anda, maka anda akan lebih percaya diri, dan inilah kunci utama keberhasilan seseorang.
b.       Semangat dan Gairah Hidup
Kalau anda mengetahui potensi diri anda, anda akan hidup lebih bersemangat dan penuh gairah.
c.       Keberanian
Ketika rasa percaya diri itu tumbuh, anda akan berani merealisasikan apa yang telah menjadi tujuan dan sasaran hidup anda. Anda akan berani mengambil resiko.
d.      Kebebasan
Ketika anda telah menemukan potensi diri serta merasa percaya diri, anda akan merasa hidup lebih bebas, bebas dari ketakutan dan keraguan.
e.        Harga Diri ( Self-Esteem )
Bila anda menerima keberadaan diri anda, menerima kelebihan maupun kekurangan diri anda, anda akan mencintai diri anda. Rasa cinta pada diri sendiri inilah yang menjadi landasan untuk menjadi diri sendiri. Dan ketika anda mampu menjadi diri sendiri, maka self-esteem anda akan meningkat.
f.       Kedamaian dan Kebahagiaan
Dengan menemukan siapa diri anda – menemukan citra-citra yang memadai, realistik dan positif – pintu kebebasan terbuka untuk anda, dimana anda akan bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Anda bisa bahagia dengan keberadaan diri anda sendiri.
g.      Keberhasilan dalan hidup
Kunci keberhasilan dalam hidup adalah percaya pada diri sendiri, untuk mempercayai diri sendiri, kita perlu menggali dari dalam diri untuk menemukan potensi diri yang tersembunyi.
Dengan membangun citra diri yang memadai, realistik dan positif, sesungguhnya anda membangun jalan keberhasilan diri anda sendiri.

4.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu :
1.      citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik.
2.      bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi.
3.      umpan balik dari lingkungan.
4.       identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat.
5.       pola asuh orang tua.
Hurlock (1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri di antaranya adalah ;
1.      Fisik.
2.      pakaiannama dan nama panggilan.
3.      Intelegensi.
4.      tingkat aspirasi.
5.      Emosi.
6.      budaya.
7.      sekolah dan perguruan tinggi.
8.      status sosial ekonomi, dan keluarga.
Menurut Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya.
Garbarino (1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam proses perkembangan manusia bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam perspektif ini individu berintraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut mebuat kedua elemen saling memperngaruhi satu sama lain dan membentuk sistem dalam beberapa tingkatan, yang terdiri dari microsystems, mesosystems, exosystems, dan macrosystems.
Mycrosystems adalah realita psikologis dari kehidupan nyata yang dialami oleh individu sehari-harinya. Mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat individu berada, lingkungan sosial di sekitar individu, dan interaksi antara kedua lingkungan di mana individu ikut berpartisipasi. Pada anak-anak ukuran mycrosystem relatif kecil karena hanya terdiri dari tempat tinggalnya, dengan siapa orang-orang-orang yang tinggal bersamanya, dan juga bagaimana mereka berinteraksi.
Seiring dengan pertambahan usia anak maka ukuran mycrosystem akan semakin besar dan individu mulai mengenal mesosystems-nya. Mesosystems adalah hubungan antara mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan mengalami kenyataan hidup. Semakin kuat dan lengkap jaringan di antara setting realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan individu.
Di luar mesosistem masih ada exosystems, yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang terdekat anak tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi langsung dalam situasi tersebut. Lingkungan pekerjaan orang tua dan rapat-rapat di sekolah adalah contoh exosystems. Sedangkan sistem dengan tingkat paling tinggi adalah macrosystems yaitu ideologi, budaya, yang melingkupi mesosistem dan exosistem.
Dari uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri di atas, dapat disimpulkan bahwa semua faktor tersebut tercakup dalam tiga perkembangan khas pada remaja, yaitu fisik, psikis, dan sosial. Ketiga perkembangan itu saling berkait dalam pembentukan konsep diri.
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).
a.       Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
b.      Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
c.       Self Perception ( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.

5.      Usaha Guru Dan Orang Tua Dalam Menunjang Perkembangan Konsep Diri Remaja
            1. lingkungan keluarga
                        Situasi social-emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang tua yang suka menonjolkan aspek-aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan-kelemahan mereka, member kesempatan menyatakan diri baik dalam bentuk ide maupun hasil karya atau keterampilan dan memberikan penghargaan. Lingkungan keluarga seperti ini menjauhi sikap suka mencela, menghina apalagi menghukum remaja mereka.
            2. lingkungan sekolah
                        Situasi sekolah yang dimaksudkan  ditunjukkan oleh ada guru yang menyikapi siswa dengan:
1)      Memberi  penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar  yang member kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
2)      Memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau tersetujui.
3)      Selalu berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan mahasiswa.
4)      Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
5)      Menghargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha mereka.
6)      Berusaha mngembangkan bakat dan keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan berarti.
7)      Suka menyokong dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
8)      Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang diajarkan.
9)      Hubungan social guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
10)  Lingkungan sekolah membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk remaja pria dan wanita.
11)  Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan berbagai cara.
12)  Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa.
13)  Lingkungan sekolah dapat melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secra rasional perasaan mereka tentang diri mereka dan menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka sendiri.

C.     Pemecahan Masalah
1.      Layanan yang Diberikan
·         Layanan dari Konselor
ü  Layanan konseling perorangan
Yaitu dengan membicarakan semua hal secara terbuka tentang masalah yang dialami remaja, menganalisa penyebabnya dan menuntaskan masalah yang dialami oleh remaja tersebut secara mendalam dan tuntas.
ü  Layanan Informasi
Melalui layanan ini kita bisa memberikan informasi-informasi bagaimana cara mengembangakan konsep dirinya agar dia tidak mendapatkan masalah dalam pengembangan konsep dirinya.
ü  Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kita sebagai konselor berusaha menempatkan bakat yang ada pada diri remaja dan menyalurkan bakat yang dimiliki remaja tersebut.
ü  Layanan Konsultasi
Kita sebagai konselor mengkonsultasikan dengan pihak sekolah/guru mata pelajaran terkait konsep diri remaja tersebut dan juga berkonsultasi dengan orang tua remaja terkait bagaimana konsep diri remaja itu.
·         Pelayanan dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat
a.       Lingkungan keluarga
Ø  Menghargai aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan-kelemahan mereka.
Ø  Member kesempatan menyatakan diri, baik dalam bentuk ide maupun dalam bentuk hasil karyanya/keterampilan.
Ø  Menjauhi sikap cela-mencela apalagi menghukum remaja tersebut.
Ø  Keluarga membentuk konsep diri internal yang sehat/positif pada diri remaja.
Ø  Keluarga mengontrol remaja dalam bertingkah laku dalam menghadapi kehidupan.
b.      Lingkungan Sekolah
Ø  Memberikan penguatan kepada siswa dan motivasi beserta sokongan.
Ø  Selalu berfikir positif tentang prestasi belajar siswa.
Ø  Menghargai dan berusaha mengembangkan bakat dan keterampilan siswa.
Ø  Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses dan dalam pengalaman belajar.
Ø  Lingkungan sekolah yang menimbulkan dan membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik bagi siswa.
c.       Lingkungan Keluarga
Ø  Berusaha menghargai remaja sesuai dengan tingkah laku remaja tersebut.
Ø  Menjauhi sikap-sikap mencela remaja tersebut.
Ø  Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa/remaja tersebut.
2.      Penilaian
Melihat masalah yang dialami remaja diatas kita bisa menilai kalau perkembangan konsep diri remaja itu tidak berjalan dengan baik karena ia tidak memahami bagaimana harusnya caranya bersikap kepada teman sebayanya agar dia tidak dijauhi oleh teman-teman sebayanya.
3.      Tindak Lanjut
Kalu kita sebagai seorang konselor sudah memberikan layanan terkait masalah yang dialami remaja itu tapi remaja itu masih belum berubah maka kita sebagai konselor sebaiknya melakukan tindak lanjut berupa kunjungan rumah yang mana kita sebagai konselor berkonsultasi dengan orang tua remaja agar remaja itu bias berubah. Kita menanyakan kepada orang tua remaja itu apa yang menjadi masalah sehingga kepribadian remaja itu tidak berkembang dengan baik. Jika masalahnya sudah terungkap kita bersama orang tua remaja itu untuk memecahkan masalah yang dialami remaja itu dan menuntaskan masalah yang dialami remaja itu agar dia tidak kesulitan lagi dalam bergaul dengan teman sebayanya karena kesombongannya.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dalam mengembangkan konsep diri remaja kita sebagai konselor harus mempunyai beberapa cara agar perkembangan konsep diri remaja itu berjalan dengan baik dan sempurna. Selain itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga sangat membantu dalam pengembangan konsep diri remaja.
B.     Saran
Jika ingin konsep diri berkembang dengan baik maka kita harus memperhatikan hal-hal dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri.















Kepustakaan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar