Senin, 17 Desember 2012

siatem dan kegiatan pendidikan pada prasekola,tk(paud) dan sd

Sistem dan Kegiatan Pendidikan Pada Prasekolah, TK (PAUD), dan SD.
v  Kebijakan Pemerintah Tentang PAUD
1.      Menurut NAEYC 1992
 (National Assosiation for the education of young children) menyatakan bahwa “ anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (child care home), pendidikan prasekolah, TK dan SD
2.      UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaniagar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendiidkan lanjut
v  Hakikat PAUD
PAUD  artinya suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (taman kanak-kanak) jalur pendidikan non formal (kelompok bermain/KB, taman penitipan anak/TPA

A.    Pentingnya pendidikan Prasekolah, TK (PAUD)
Pentingnya pendidikan anak usia pra sekolah sebagai salah satu fase pendidikan seumur hidup. Pada hakikatnya, belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Karena perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Masa ini sering disebut  the golden age (usia emas).

B.     Fungsi dan tujuan pendidikan Prasekolah TK (PAUD) , dan SD.

1.      Fungsi PAUD
Membina, menumbuhkan, dan Mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal, (kognitif, bahasa, fisik/motorik halus dan motorik kasar, sosial, dan emosional) sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar dapat mempersiapkan diri memasuki tahap selanjutnya.

2.      Tujuaan PAUD
·         Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan
·         Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi
·         Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, mengembangkan potensi dan siap mengikuti pendidikan di SD
·         Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman  dan bartaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
·         Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial pada masa emas pertumbuhannya dlm lingkungan bbermain yang edukatif dan menyenangkan.
C.     Prinsip-Prinsip Melaksanakan Pendidikan prasekolah, TK (PAUD) Dan SD
Pelaksanaan bimbingan di taman kanak-kanak perlu memperhatikan prinsipprinsip
sebagai berikut :
1)      Bimbingan bagian penting dari proses pendidikan.
Proses pendidikan bukanlah proses pengembangan segi intelektual semata,
melainkan proses pengembangan seluruh segi kepribadian anak, karena
kepribadian anak tidak dapat dipilah-pilah ke dalam serpihan-serpihan tertentu.
Pendidikan bukan pula proses menyamakan perkembangan anak, tetapi proses
mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengembangkan totalitas
kepribadiannya sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk Tuhan. Kehadiran
bimbingan di dalam praktek pendidikan tidak cukup dipertautkan dengan proses
pengajaran melainkan juga perlu dipertautkan dengan berbagai kegiatan lain yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
2)      Bimbingan diberikan kepada semua anak didik dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah.
Semua anak didik memerlukan bantuan, baik yang dianggap tidak punya masalah maupun anak yang menghadapi masalah. Anak yang dianggap tidak memiliki masalah membutuhkan bimbingan, karena anak perlu tetap mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Bantuan yang diberikan pada anak seperti ini bersifat pencegahan dan pengembangan. Sementara bimbingan untuk anak yang bermasalah lebih bersifat perbaikan.

3)      Bimbingan merupakan proses yang menyatu (integratif) dalam semua kegiatan pendidikan
Bimbingan merupakan salah satu kegiatan pendidikan di samping pengajaran dan latihan. Pelaksanaan bimbingan di taman kanak-kanak tidak dapat dipisahkan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Ketika guru melaksanakan kegiatan pengajaran dan latihan, ketika itu pula guru dapat melaksanakan proses bimbingan. Guru dapat melaksanakan proses bimbingan dengan menggunakan metode pembelajaran yang seringkali digunakan dalam mengajar.
4)      Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing
Kejelasan arah kepada siapa proses bimbingan itu dilakukan akan mewujudkan hasil yang baik dari suatu proses yang dilakukan. Guru tidak boleh sembarangan memberikan bimbingan, bimbingan yang dilakukan guru harus dilatarbelakangi pemahaman terhadap kondisi permasalahan anak yang dibimbingnya.
5)      Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang
meliputi kemampuan fisik-motorik, kecerdasan, sosial, maupun emosional.
Bimbingan yang dilakukan di taman kanak-kanak perlu berorientasi pada seluruh aspek perkembangan anak, tidak hanya terpusat pada satu aspek perkembangan saja. Terhambatnya perkembangan salah satu aspek yang ada pada diri anak, dapat menghambat perkembangan aspek-aspek yang lain. Perkembangan kemampuan fisik terkait dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak dan terkait pula dengan perkembangan kemampuan intelektual, sosial dan emosionalnya. Demikian pula dengan aspek-aspek perkembangan lain yang saling bertautan.
6)      Bimbingan harus dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhankebutuhan
yang dirasakan oleh anak.
Bimbingan di taman kanak-kanak diawali dengan mengidentifikasi berbagai kebutuhan anak, karena masing-masing anak memiliki kebutuhan yang berbedabeda.
Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan melalui proses bimbingan akan menunjang proses perkembangan anak selanjutnya.
7)      Bimbingan harus luwes (fleksibel) sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak.
Pemahaman terhadap kebutuhan dan tingkat perkembangan anak yang berbeda satu sama lain membuat guru perlu melakukan bimbingan secara fleksibel. Guru tidak dapat memberikan bimbingan dengan pendekatan yang sama pada setiap anak, karena kebutuhan dan perkembangan anak satu sama lain berbeda.
8)      Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya diciptakan situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
Masalah yang dihadapi anak di taman kanak-kanak merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan dari peran orang tua di rumah, karena masalah anak seringkali berhubungan dengan masalah-masalah yang ada dalam keluarganya.
Penyampaian masalah anak kepada orang tua perlu disampaikan secara lugas dan tidak menyinggung perasaan orang tua sehingga terhindar dari salah sangka orang tua terhadap gurunya.
9)      Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orang tua diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di rumah Kerjasama antara orang tua dan guru merupakan salah satu kunci keberhasilan bimbingan di taman kanak-kanak. Penanganan yang dilakukan guru di taman kanak-kanak tanpa disertai dukungan dan kerjasama orang tua di rumah akan membuat permsalahan yang dihadapi anak tidak dapat diselesaikan secara cepat.
Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diterima anak ketika anak belajar di taman kanak-kanak dan ketika anak berada di rumah.
Perbedaan perlakuan ini akan lebih menyulitkan anak untuk dapat menyelesaikan permasalahannya. Dengan adanya kerjasama dan perlakuan yang sama antara orang tua dan guru memungkinkan upaya penyelesaian masalah anak dapat berjalan sebaik mungkin.
10)  Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
guru sebagai pelaksana bimbingan dan bilamana perlu dikonsultasikan kepada
kepala sekolah dan tenaga ahli
Keterbatasan kemampuan yang dimiliki guru perlu disadari secara arif namun demikian bimbingan tetap perlu dilaksanakan seoptimal mungkin. Dalam upaya memberikan bantuan pada anak didik, guru dapat bekerja sama dengan pihak lain yang lebih berkompeten untuk membantu perkembangan anak. Kerjasama ini dapat dilakukan dengan dokter, psikolog, psikiater atau ahli lain yang ada hubungannya dengan berbagai masalah yang dihadapi anak didik.
11)  Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan
Bimbingan yang dilakukan pada anak taman kanak-kanak tidak bersifat sementara. Bimbingan tidak hanya dilakukan bila ada berbagai masalah yang dihadapi anak, tetapi bimbingan perlu dilakukan secara berkelanjutan dan senantiasa berorientasi pada upaya untuk membantu perkembangan anak seoptimal mungkin.

D.    Peran   Bimbingan Guru Terhadap Prasekolah, TK (PAUD) dan SD

Peran Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Belajar adalah suatu proses perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi dapat diartikan proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut

Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55). Di Indonesia pembelajaran pendidikan prasekolah lebih bersifat akademik, di mana anak lebih banyak duduk di bangku dan harus tertib seperti di sekolah. Jarang guru memberikan kesempatan kepada anak untuk berksplorasi, mengekspresikan perasaannya, dan melakukan sendiri apa yang mereka minati, sampai menemukan pemecahan masalah sendiri.

Ada beberapa pendekatan peran guru dalam pembelajaran, antara lain :

1. Guru berperan sebagai pengajar Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak tidak berminat pun guru harus tetap menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut.

2. Guru berperan membelajarkan anak Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai anak dengan cara memahami minat, perasaan dan pengalaman anak. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbagai interaksi kepada guru maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan leluasa mengekspresikan apa saja yanga ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh (Tini Sumartini, 2005 :47).



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar